TUNGGU AKU DARI UNIVERSITAS ANDALAS

Minggu, 01 Juni 2008

Bulan Juni

Dah bulan Juni rupanya. Berarti sudah 5 bulan berlalu di tahun 2008 ini. Berarti strategi pun harus dimantapkan. Bulan April - Mei kemarin sungguh membuatku sedikit lelah. Alhamdulillah dapat terasi juga, walau pun masalahnya belum selesai. Yang pasti tuk bulan Juni ini, aku harus mempersiapkan diri sematang mungkin.

Tanggal 23 Juni sudah UAS. Berarti berakhir perjalanan waktuku di semester 6. Ada 2 semester lagi yang harus ku hadapi untuk mendapatkan gelar sarjana Teknologi Pertanian. Plus aku pun harus mempersiapkan diri PKL di Merbau Selatan, Labuhan Batu. Sekaligus aku udah harus mengancang - ancang proposal penelitian. Terpengaruh juga gara - gara kawan - kawan angkatan.

Tuk organisasi, AGoD di persiapkan dengan sebaiknya. Yang penting anak 2007 dilantik. Huh, capek juga jadi ketua itu yach. Tapi mo kek mana lagi. Ini amanah umat. Trus, aku harus mengangkatkan seminar sains di bulan ini. Ayo, semangat Lalitbang yang di bawah koornya mas Tukiman. Trus, tuk Kesma harus dah di ancang - ancang dong Badan usaha yang ingin dibentuk. Agar HIMATETA ada duitnya. Abis itu??? Apa lagi yach???

K_MIP Insya Allah masih percaya padaku. berarti aku harus mempersiapkan diri untk membuat kurikulum Englishnya. Tambah kerjaan, tambah semangat.....waa\kakak.

Oh yach, KAMMI komsat Eksak bagaimana jadinya???
Risau hati karena dapat surat 'cinta' dari anggota. Waduh, kok bisa yach. Bukan surat cinta sembarang surat cinta. Karena surat cinta ini menyuruh aku tuk nenangin jiwa. Emang jiwamu kenapa Thamrin??? Gak tenang mungkin. Habisnya sih, terlalu banyak "selingkuhan" dengan organisasi lain. Ya namanya juga usaha. jadi gak papa deh.

Yang pastinya, apa yang terjadi di tubuh KAMMI komsat Eksak atau tepatnya di KASTRAT, harus diselesaikan dulu masalahnya. Bahasa kerennya sih, di TABAYUNKAn. Keren euy. Agar ukhuwah terjaga dan azzam makin membara. Allahu Akbar!!!!

Ayo Thamrin. bulan ini, kau harus lebih semangat. ini bulan baru cing.... Moga tambahan dari kampung ada. BBM naik, uwang dari kampung juga harus naik. Waduh, matrek. Ok deh, moga gak terulang lagi. Sebab peradaban Islam mulai terbentuk. Semangat...................!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

lanjutkan..

Nasehat Tentang Sabar

Umar Bin Khathtab Radhiyallahu ‘Anhu:
Kehidupan yang terbaik kami dapatkan dengan sabar.
Jika sabar itu ada pada seseorang, pasti ia tergolong orang dermawan.

Ali Bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu:
Posisi sabar bagi iman seperti posisi kepala bagi tubuh.
Ketahuilah tidak beriman orang yang tidak sabar.

Umar Bin Abdul Aziz Rahimahullah:
Allah tidak memberikan suatu kenikmatan kepada salah seorang hambanya
kemudian Dia mencabutnya dari orang tersebut dan menggantinya dengan sabar,
maka penggantinya itu lebih baik daripada yang dicabut darinya.

Al Hasan Al Bashri Rahimahullah:
Sabar adalah salah satu kekayaan dari kekayaan yang baik.
Allah tidak memberikan kecuali kepada hamba-Nya yang mulia di sisi-Nya.

Dinukil dari Kitab ‘Uddatush Shabirin wa Dzakhiratisy Syakirin
Karya Syamsudin Muhammad Bin Abu Bakar Ibnu Qayyim Al Jauziyyah

Sumber: Majalah AsySyariah Vol 1/ No 3/Rabiul Akhir 1424 H/Juni 2003 M

lanjutkan..

Kesabaran dalam Perjuangan Yang Suci

Sabar, sabar dan sabar ……………!!!
Siapa yang tidak pernah mendengar kata ini?
Berulang-ulang orang menyebutnya. Mudah diucapkan namun berat diamalkan.

Perkataan dan perintah sabar sangat gampang ditemukan di dalam Al-Qur’an. Salah satu contohnya yang ada di dalam surat Al Ashr. Allah di surat ini memberikan pujian khusus bagi mereka yang mau memberikan nasehat kepada kesabaran. Ayat tersebut adalah: “Demi masa. Sesungguhnya setiap manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman, beramal shalih, dan saling nasehat menasehati di dalam kebenaran dan kesabaran.”

Sebagian besar orang, memahami bahwa yang namanya sabar itu terkait dengan musibah yang menimpa. Sehingga kalau ada mereka yang mendapatkan saudaranya meninggal maka tetangganya pun menasehatinya dengan “sabar”. Tak salah apa yang diucapkan. Namun ternyata, kesabaran tak hanya sebatas ketika ditimpa musibah saja. Ada kesabaran lain yang tak kalah pentingnya, yaitu:

* Sabar di dalam menjalankan ketaatan kepada Allah. Menjalankan ketaatan kepada Allah bukanlah hal yang ringan. Sangat banyak orang yang paham dengan kebaikan dan ketaatan namun tidak juga mau mengamalkan. Terlebih lagi, menjalankan ketaatan itu ada penghalangnya. Siapakah penghalangnya? Jawabannya, banyak penghalang kita menjalankan ketaatan. Yang pertama adalah jiwa manusia itu sendiri. Jiwa manusia terkadang memerintahkan anggota tubuhnya untuk malas berbuat ketaatan. Yang kedua adalah syetan. Syetan paling tidak suka dengan mereka yang menjalankan ketaatan. Ini persis dengan yang disemboyan nenek moyangnya, yaitu iblis semenjak diusir Allah dari surga. Ia dan anak cucunya berupaya untuk menghalangi manusia dari kebaikan dengan berbagai cara. Tak heranlah bagi para muslimah sangat berat untuk menjalankan ketaatan. Memakai jilbab misalnya. Sangat berat, karena memang syetan terus menarik dan mencegah agar muslimah tidak memakainya. Syetan ini ada macamnya juga. Bisa berasal dari manusia maupun dari bangsa jin. Syetan dari bangsa manusia ini berupaya dengan keras agar kebaikan tidak tersebar luas. Makanya mereka berupaya memadamkan cahaya Allah. Contoh gampangnya, orang yang mau menjalankan syariat Allah dengan benar mereka musuhi dan perangi. Jahat lagi, mereka menyebarkan berita palsu bahwa orang yang menjalankan syariat islam identik dengan teroris. Menghadapi musuh-musuh ketaatan yang betebaran ini butuh dengan kesabaran yang ekstra.

*Sabar dalam meninggalkan perbuatan kemaksiatan. Perbuatan kemaksiatan memang tampak bagus dan indah. Apalagi syetan menghiasi kemungkaran itu dengan hiasan yang luar biasa. Akibatnya? Manusia berbondong-bondong melakukan kemungkaran alias kemaksiatan. Hari ini membuktikan bahwa kemungkaran menjadi sesuatu yang dominan di muka bumi. Orang tak malu lagi berbuat kejelekan di sembarang tempat. Contoh realnya, betapa banyaknya saudara muslimah yang berpakaian minim ala barat. Menampilkan aurat kepada laki-laki yang bukan suaminya. Terus betapa maraknya perjudian di setiap tempat, di sudut kota dan jalanan. Tak ada rasa malu dan merasa bersalah. Kemaksiatan yang lain masih sangat banyak untuk diungkapkan. Lingkungan yang bertebaran dengan maksiat tadi terkadang mempengaruhi kepribadian seorang muslim atawa muslimah. Hingga akhirnya terbawa-bawa tanpa terasa. Maka, bersabar dalam meninggalkan kemaksiatan harus selalu bersanding pada setiap diri muslimah. Tentu, bukan berarti berdiam diri terhadap kemungkaran yang berkembang, namun turut andil dalam memberantasnya.

lanjutkan..